NKRI

INDONESIA.

HUR RI

Dirgahayu Indonesia.

Media Ilmu.

https://mediailmupandu.blogspot.com

Pancasila

Dasar Negara.

Pendidikan

Education.

Tuesday 4 December 2018

Visi Misi Calon Presiden 2019-2024, Siapakah yang terbaik ?



Ini untuk pertama kalinya pemilihan presiden dan pemilihan para anggota legislatif dilakukan serentak. Pada pesta demokrasi sebelumnya, tahun 2014 dilakukan dua pemilu: pemilihan legislatif berlangsung pada 9 April untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pusat dan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan para anggota DPRD Provinsi dan DPRD kota/kabupaten. Pada  tahun 2019 rakyat Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi , dimana terdapat dua calon yakni:

Sunday 2 December 2018

Hubungan Pete Bagi Kesehatan Tubuh dengan Teori Politik Socrates




Kali ini saya akan berbicara politik petai bagi kesehatan tubuh, walapun konteks pembahasan adalah politik Petai namun jangan salah faham dengan judul laman. Siapa yang tidak mengenal Petai, mungkin dipersepsikan suatu makanan “ndeso” “berbau”  dll . Buah pete dalam bahasa Indonesia yaitu petai,  buah pete ini  merupakan salah makanan yang ada di Indonesia.
Pete atau petai ini terdapat kandungan asam amino di dalam bijinya serta juga mengandung unsur sulfur. Kandungan tersebut yang menjadikan buah pete menghasilkan bau menyengat dan tidak enak. Akan tetapi faktanya, meskipun pete ini sangat bau siapa sangka ternyata buah pete banyak khasiatnya bagi kesehtan tubuh karena di dalamnya terkandung gizi yang tinggi.

Monday 14 May 2018

Teori Materialisme Historis Karl Marx

Sejarah akan berbeda sekarang ini tanpa Karl Marx. Demikian salah satu kesimpulan Franz Magnis Suseno mengenai pemikiran Karl Marx.[1] Tidak mengherankan jika Michael Hart meletakkan Karl Max di tempat yang tinggi dalam susunan Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam sejarah. Pada masa jayanya, jumlah manusia yang sedikitnya terpengaruh oleh Marxisme mendekati angka 1,3 milyar. Jumlah penganut ini lebih besar dari jumlah penganut ideologi mana pun sepanjang sejarah manusia.[2] Pengaruh pemikiran Karl Marx tidak bisa diragukan lagi dalam sejarah perjalanan dunia ini. Marx tidak hanya merangsang perubahan cara berpikir, akan tetapi juga mengubah cara manusia bertindak. Seperti dikatakan Marx sendiri, “Para filosof hanya menginterpretasikan dunia dalam berbagai cara; masalahnya adalah bagaimana mengubah dunia.” Hal inilah yang kemudian membedakan Marx dari filosof lain, misalnya, Auguste Comte atau Martin Heidegger, bahkan David Hume yang hanya sanggup mengubah cara manusia berfikir.[3]

1.    Konteks Sosial
Marx hidup setelah dua revolusi besar yaitu setelah revolusi Industri Inggris dan revolusi Kelas Borjuis Perancis. Revolusi Borjuis di Perancis membuat Kelas Borjuis berkuasa atas kekuasaan politik dan ekonomi yang sebelumnya hanya dikuasai oleh para bangsawan-bangsawan Monarki Perancis. Lalu akibat dari revolusi Industri perkembangan Kapitalis sangat cepat sekali sehingga menimbulkan jurang antara Kelas Kapitalis yang menguasai alat produksi dan Rakyat pekerja yang tenaga nya hanya diperas untuk keperluan sang Kapitalis itu tanpa memperdulikan yang lainya. Dalam keadaan sosial yang seperti itu Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial yang semakin ruwet. Rakyat miskin dihisap dan ditindas oleh dua pihak yaitu dikota ia ditindas oleh para Kapitalis sedangkan di desa mereka ditindas oleh para tuan-tuan tanah .Dengan demikian Marx mengutamakan perubahan kedaan sosial melalui revolusi untuk menyelamatkan rakyat pekerja serta rakyat kecil lainya dari segala bentuk ekslploitasi yang merantai mereka dan bertujuan untuk membangun surga di Dunia ini dimana seluruh manusia dapat hidup bahagia,makmur dan adil.[4]
Konteks sosial yang melahirkan teori sosial Marx adalah ketika Karl Marx masih belajar di Bonn dan kemudian di Berlin. Pada saat di Berli itulah Marx terpikat oleh filsafat Hegel. Semula ia bekerja sebagai wartawan kemudian pindah ke Paris tempat dia bertemu dengan Friedricht Engels (1820-1895). Pertemuaannya dengan Engels itulah dia dapat menemukan karya ilmiahnya. Ketika dia diusir dari Perancis kemudian pindah ke Brussel. Pada waktu meletus revolusi di Jerman pada tahun 848 pindahlah dia ke Koln. Setelah dia diusir dari Jerman kemudian pindahlah lagi ke Paris dan akhirnya berdiam di London hingga matinya (1883). Pekerjaannya sebagai wartawan menyebabkan dia berkecimpung dalam politik yang praktis. Hal ini menjadikan dia dapat secara langsung berhubungan dengan kenyataan kemasyarakatan. Marx mulai belajar ekonomi negara secara mendalam. Karya pokok Marx adalah “Das Kapital atau Kapital”, yang bagian pertamanya ditulis pada tahun 1867. Kedua bagian lainnya belum diselesaikan karena kesibukan-kesibukan organisasi dan gangguan kesehatannya. Kedu bagian lainnya kemudian diterbitkan oleh Engels (1885 dan 1894).[5]

2.    Pemikiran dan Teori yang Mempengaruhi
Marx dipengaruhi oleh dan sekaligus mengkritik Hegel dan Feuerbach. Mengikuti Feuerbach, Marx mengkritik kesetiaan Hegel terhadap filsafat idealis. Marx berpendirian demikian bukan hanya karena ia menganut orientasi materialis tetapi juga karena minatnya dalam aktivitas praktis. Fakta sosial, seperti kekayaan dan negara, oleh Hegel dibicarakan lebih sebagai gagasan ketimbang sebagai sesuatu yang nyata sebagai kesatuan material. Bahkan ketika ia membahas proses material yang tampak seperti tenaga kerjapun, perhatian Hegel hanya tertuju pada mental tenaga kerja yang abstrak itu. Pandangan Hegel ini sangat berbeda dari perhatian Marx yang tertuju pada tenaga kerja yang nyata. Hegel melihat pada masalah yang keliru sejauh yang menjadi sasaran perhatian Marx. Marx merasa idealisme Hegel mengarah ke orientasi politik yang konservatif. Menurut Hegel, proses evolusi terjadi di luar kontrol individu dan di luar aktivitasa mereka. Karena dalam diri manusia terjadi perubahan ke arah kesadaran yang makin besar tentang kehidupan seperti yang diharapkan, manusia tak memerlukan perubahan revolusioner, proses telah berlangsung menurut arah yang diinginkan. Masalah apapun yang muncul terletak dalam kesadaran dan karena itu jawabannya pun terletak dalam perubahan pikiran. Pendirian Marx sangat berbeda. Ia menyatakan bahwa masalah kehidupan modern dapat dirujuk ke sumber materialnya yang riil (misalnya, struktur kapitalisme). Karena itu penyelesaiiannya hanya dapat ditemukan dengan menjungkirbalikkan struktur kapitalisme itu melalui tindakan kolektif sejumlah orang besar. Sementara Hegel meletakkan “dunia di atas kepalanya” (ia memusatkan perhatian pada kesadaran bukan pada kehidupan material yang nyata), Marx benar-benar meletakkan dialektikanya dalam landasan material.